Belitung|Satamexpose.com – Terkait kunjungan perdana Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Babel), Dr. Suganda Pandapotan Pasaribu sejak
resmi dilantik pada Jum’at (31/3) lalu ke Kabupaten Belitung, H Mochtar Motong
(Tarek) menyampaikan apresiasinya dan melihat Pj Gubernur sebagai sosok
pemimpin yang care (peduli) dan humble (rendah hati), Jum’at (7/4).
Menurutnya, disela kunjungan kerjanya Pj Gubernur masih
menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Presidum Pembentukan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yang ada di Belitung.
“Saya menganggap wajar kalau PJ Gubernur datang
untuk bersilaturahmi dengan para pejuang provinsi, mungkin di Bangka juga
beliau seperti itu. Kebetulan saya posisinya di presidium Provinsi Bangka
Belitung adalah wakil ketua satu,” katanya.
Selain itu, hadir pula Arani Rasyid selaku komisariat
dan beberapa anggota seperti, Suhadi Hasan, Zainal Arifin, Abu Bakar Idrus dan
Ruspandi.
“Yang lain mungkin tak sempat hadir malam itu. Selain
itu ada juga tokoh masyarakat seperti Ustadz Ucuk Sibromilsi selaku tokoh agama
dan dr. Benjamin. Ada beberapa hal masukan dari kita terutama terkait kondisi
pariwisata pasca Covid-19 sekiranya Bapak Pj Gubernur bisa membatu memulihkan
kondisi tersebut dengan mendorong kebijakan-kebijakan pariwisata yang ada di
pusat untuk ditarik kembali ke Belitung,” pintanya.
Menurutnya, Belitung saat ini memerlukan event-event
pariwisata yang berkelas nasional maupun internasional agar bisa memancing
orang-orang untuk datang kembali ke Belitung dan mengoptimalkan moda penerbangan
menuju Belitung serta kembali membuka jalur penerbangan Internasional ke
Belitung.
Tarek juga meminta pemerintah provinsi berkaca pada
pariwisata Bali dan Jogya, dimana sekarang ini pariwisatanya justru berkembang
di kabupaten-kabupaten.
H. Moctar Motong juga mencermati sektor kelautan,
dimana perairan Babel saat ini menjadi serbuan kapal-kapal compreng dan meminta
Pj Gubernur untuk betul-betul memperhatikan nasib nelayan tradisional.
“Selaku ketua HNSI Belitung saya juga minta kepada
Pj Gubernur agar meninjau kembali perizinan kapal compreng , memang
kewenangannya ada di provinsi terutama 0 sampai 15 mil tapi jangan sampai mengeluarkan izin secara membabi
buta yang tentunya akan mengancam keberadaan nelayan tradisional,” harapnya.
Tarek sebut akan jadi aneh ketika nelayan
tradisional kesulitan mendapatkan hasil laut dikarena terbentur dengan
kapal-kapal lebih besar dengan dengan teknologi yang lengkap dan wilayah
tangkapnya sampai ke wilayah dasar.
“Bagaimana nelayan tradisional akan mendapatkan
kesempatan mendapat hasil tangkapan yang baik, yang bagus, ini juga harus
dikaji oleh PJ Gubernur yang baru terutama masalah izin kuota untuk dikaji
ulang,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai kondisi pelabuhan di Tanjungpandan,
Tarek mengatakan dirinya melihat kondisi pelabuhan Tanjungpandan sudah mulai
padat dan mulai harus dipikirkan pengalihan kapal-kapal skala besar.
“Sebaiknya untuk kapal-kapal berskala besar tidak
lagi di pelabuhan Tanjungpandan, melainkan diarahkan ke Tanjung Batu dan
pendangkalan alur yang ada di pelabuhan Tanjungpandan juga harus kembali dicarikan
langkah-langkah seperti apa antisipasinya,” imbuhnya.
Selain itu, Tarek juga saat pertemuan dengan Pj
Gubernur menyampaikan mengenai akses jalan yang menhubungkan dua kabupaten yang
ada di Pulau Belitung.
“Akses jalan untuk Belitung Utara dan Belitung
Selatan kita lihat sudah baik, namun akses untuk ke Belitung timur dari
Belitung Selatan itu masih susah dan belum baik,” paparnya.
Dirinya berharap agar apa yang pernah dibangun oleh
pemerintahan Bupati Darmansyah Husin berkaitan dengan jalan lingkar Kembiri, Membalong
tembus ke Belitung timur harus betul-betul didorong kembali didorong.
“Kalau memang anggaran APBD Kabupaten tidak
mencukupi, ya pakai APBD Provinsi lah. Hal semacam ini harusnya sudah harus menjadi
pemikiran anggota DPRD Provinsi perwakilan dari Belitung, apakah mereka enggak
sampai kesana mikirnya atau atau memang niatnya yang nggak ada,” sesalnya. (ram)