Gambar : Ketua Dekranasda Babel, Melati erzaldi ketika kunjungi Galeri Firman, jum'at (10/6). |
Belitung
| Satam Expose.com - Ketua
Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dekranasda
Babel), Melati Erzaldi kunjungi Galeri milik Firman Zulkarnaen yang merupakan pengrajin
cinderamata Batu Satam di Desa Pangkal Lalang, Kecamatan Tanjungpandan,
Kabupaten Belitung pada jum’at (10/6).
Menurutnya dari beberapa kali expo yang diikuti Dekranasda
Babel, dirinya belum pernah bertemu langsung dengan Firman karena biasanya
peserta yang difasilitasi merupakan UKM atau IKM yang direkomendasikan oleh
Kabupaten.
"Berdasarkan rekomendasi dari Disperindag Babel, hari ini
saya mengunjungi sendiri galeri kerajinan milik pak Firman Zulkarnaen,"
ungkapnya.
Firman Zulkarnaen yang berusia 66 tahun, telah berkiprah selama
32 tahun untuk mempelajari hingga memperkenalkan pada masyarakat luas tentang
Batu Satam.
Bangsa Belanda menyebutnya billitonite, sedangkan Amerika yang
banyak melakukan penelitian Batu Satam, menyebutnya tectite, walau umumnya
dikenal dengan sebutan batu meteorid.
"Saya golongan orang yang berkarya. Sejak dulu, pekerjaan
sulit sekali dicari sehingga saya berfikir harus menciptakan lapangan pekerjaan
untuk diri sendiri dan orang lain," ungkap Firman bersemangat.
Dalam menyambut tamu istimewa, menurutnya selain batu satam, kayu
simpor laki, kayu petaling, kayu akar bahar merah dan kayu cendana menjadi
koleksi di galerinya.
"Merupakan harta paling berharga bagi saya, diantara
ratusan batu satam yang saya temui, dua diantaranya bertulis Allah dan Muhammad
dalam tulisan arab," ungkapnya menjelaskan sambil menunjukkan Batu Satam
yang dimaksudnya.
Tidak sedikit petinggi Indonesia yang menggunakan salah satu
cinderamata berbentuk tongkat komando karya Firman.
"Satam dari langit, akar bahar merah dari bumi, bumi dan
langit dipegang dalam bentuk tongkat komando," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Melati Erzaldi juga mengingatkan meski
produk-produk cinderamata ini begitu diminati pasar nasional maupun
internasional bahkan untuk kepentingan penilitian, namun harus tetap dijaga
dengan hati-hati karena termasuk hasil alam yang terancam punah. (ikp-babel)