Kampong Reklamasi PT Timah. IST |
GANTUNG,
SATAMEXPOSE.COM – Lahan eks tambang milik PT Timah Tbk di Dusun Selumar, Desa
Selingsing, Kecamatan Gantung, Beltim diubah menjadi tempat wisata baru dengan
konsep agro energi dan edutourism.
Bahkan
lahan seluas 17,8 hektar bernama Kampong Reklamasi Selinsing tersebut sebagai
destinasi wisata terpadu yang bisa menjadi pilihan bagi wisatawan untuk
menikmati perjalanan ke Belitung Timur.
Kawasan
ini terbagi dalam beberapa zona yang membuat Anda tak sabar untuk
mengunjunginya. Di lokasi ini akan dibangun fishing
villa menghadap ke kolong lahan bekas tambang.
Tak
hanya itu, bagi Anda yang memiliki ketertarikan dengan tanaman, ada zona tanaman
yang terdiri dari tiga blok. Yakni tanaman buah yang terdiri durian, jambu dan
mangga.
Selain
itu juga ada blok tanaman endemik lokal, yakni pohon dungun, pelepak belangiran
dan bulin. Serta ada blok tanaman holtikultura yang terdiri dari cabai, sayuran
dan jagung.
Di
sini juga ada zona budidaya perikanan air tawar menggunakan sistem Kerambah
Jaring Apung (KJA) untuk ikan lele, nila, bawal dan patin.
Di
Kampong Reklamasi Selinsing ini juga dibangun PLTS Atap Terapung 10 KWp. PLTS
Atap Terapung ini akan berdiri di tengah kolong bekas tambang. Ini merupakan
salah satu cara PT Timah Tbk untuk menyiapkan energi baru terbarukan.
Kedepannya,
di kawasan ini juga akan dibangun play
ground, parabolic shelter, bangunan berbentuk kapal keruk, taman bunga,
bumi perkemahan, Taman Dermaga Batu Satam, Dermaga Sepeda Air dan Dermaga
Pemancingan.
Dan
yang sangat kekinian, di kawasan ini juga terdapat spot-spot foto yang menarik dan ikonik serta instagramable. Misalnya
instalasi replika kopi tumpah, penunjuk jalan yang berbentu pensil, parabolic shelter dan giant keyboard.
“Kampong
Reklamasi Selinsing ini reklamasi bentuk lainnya yang dilakukan PT Timah,
sebelumnya PT Timah juga sudah membangun Kampoeng Reklamasi di tempat lainnya
seperti Kampoeng Reklamasi Air Jangkang, Kebun Percontohan Air Nyatoh,” kata
Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan.
Anggi
menyampaikan, selain merehabilitasi lingkungan, nantinya kawasan ini akan
menjadi destinasi wisata pilihan bagi masyarakat yang berkunjung ke Beltim.
Wisata dengan konsep terpadu ini juga menjadi wahana edukasi tentang
pertambangan dan pasca tambang.
“Belitung
Timur memiliki potensi wisata yang cukup bagus, untuk itu PT Timah bersinergi
dengan berbagai pihak membangun destinasi wisata alternatif dengan memanfaatkan
lahan bekas tambang sekaligus merehabilitasi lingkungannya. Ini upaya kita untuk
bersinergi dengan langkah–langkah konkrit untuk mendukung pariwisata,” papar
Anggi.
Pelibatan
Masyarakat
Dalam
melakukan reklamasi, PT Timah Tbk tidak hanya memperbaiki kondisi lingkungan
saja, namun juga melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan
masyarakat untuk mengelola kawasan reklamasi.
Di
Kampong Reklamasi Selinsing ini, PT Timah bekerjasama dengan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) Mitra Jaya Selinsing dalam melakukan berbagai kegiatan yang
mendukung reklamasi yang dilakukan PT Timah Tbk.
Pelibatan
masyarakat diantaranya dengan kegiatan ternak sapi, pembuatan kompos,
pembibitan dan penanaman tanaman holtikultura.
“Kita
integrasikan program reklamasi dengan
program pengembangan pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat juga
merasakan dampaknya. Tidak hanya pemberdayaan masyarakat, namun juga memberikan
dampak ekonomi bagi masyarakat,” kata Anggi.
Kedepan,
kata Anggi BUMDEs di Kampong Reklamasi Selinsing juga akan dilibatkan dalam
pengelolaan kegiatan pariwisata. Pasalnya, nanti kawasan ini akan dilengkapi
cafetaria, rumah adat, playing ground
dan tempat pemancingan.
“Kedepannya,
Kampong Reklamasi ini akan dikembangkan menjadi kawasan wisata, nantinya BUMDes
ini juga yang akan dilibatkan untuk mengelola. Selain memberdayakan masyarakat
juga memberikan pendapatan bagi desa yang nantinya akan dirasakan masyarakat
manfaatnya, dan ini akan memberikan multiplier
effect,” jelas Anggi.
Anggi
berharap dengan melibatkan masyarakat dalam reklamasi ini nantinya akan
sama-sama menjaga lahan yang telah direklamasi agar tidak dirusak kembali.
“Perusahaan
serius memegang prinsip bertumbuh kembang bersama masyarakat, untuk itu
tentunya membutuhkan dukungan berbagai lapisan stakeholder untuk memaksimalkan
potensi bersama,” tutup Anggi. (*/als)