Kontainer sampah di dekat lapangan sepak bola di Dusun Aik Serkuk, Aik Sagak, Tanjungpandan. |
TANJUNGPANDAN,
SATAMEXPOSE.COM – Warga Dusun Air Serkuk RT 25/11 Desa Air Saga, Tanjungpandan
mengeluhkan bau sampah menyengat di kawasan lapangan sepak bola ASBC.
Di
lokasi tersebut terdapat dua kontainer tempat penampungan sementara (TPS)
sampah. Banyaknya sampah yang terbuang tidak di dalam kontainer menimbulkan bau
sampah dan mengganggu aktivitas warga.
Menurut
salah seorang warga bernama Iwan, kontainer kuning tersebut sudah lima bulan
berada di lokasi tersebut. Sampah tersebut diangkut tiga kali dalam seminggu.
Iwan
menambahkan, keberadaan kontainer tersebut tanpa izin dan sosialisasi dengan Ketua
RT maupun masyarakat. Bahkan pengurus lapangan sepak bola tempat kontainer
tersebut diletakkan juga tak meminta izin.
"Ketua
pengurus lapangan tidak pernah memberi izin dengan siapapun untuk menumpuk
sampah di lapangan bola tersebut. Beberapa masyarakat sekitar dua minggu lalu sempat
menanyakan kepada pihak desa, namun sampai saat ini belum juga ada
tanggapan," kata Iwan kepada awak media, Minggu (2/8/2020).
Warga
lainnya Harun mengatakan, ia tidak setuju dan mengeluhkan adanya tumpukan sampah
yang di sekitar kontainer tersebut. Menurutnya sangat tidak wajar sarana
olahraga dijadikan tempat pembuangan sampah.
Dia
juga meminta kepada pihak berwenang agar sampah dan kontainer yang berada di belakang tribun tersebut
segera dibersihkan dan dipindahkan ke lahan kosong lainnya.
"Jadi
saya mewakili masyarakat meminta agar masalah ini segera ditindaklanjuti.
Karena baik itu sampah maupun keberadaan kontainer ini tidak ada izin dan
sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat baik itu RT, pengurus, maupun
masyarakat setempat," ujar Harun.
Sementara
itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Belitung Edi Usdianto (Edu)
membenarkan ada kontainer milik Dinas Lingkungan Hidup di lapangan bola ASBC
dusun Air Serkuk, Desa Air Saga, Tanjungpandan.
"Ya
ada satu milik DLH yang berplat merah, satunya lagi bantuan program kotaku dari
PUPR ke Desa Air Saga," kata Edi Usdianto saat dihubungi melalui pesan
WhatsApp.
Edi
Usdianto mengatakan keberadaan kontainer milik DLH itu berdasarkan permintaan
dari pihak Desa Air Saga. Awalnya terdapat dua kontainer bantuan program
kotaku, namun dibiarkan begitu saja.
Pihaknya
lalu menkoordinasikan dengan desa agar kontainer diaktifkan lantaran sampah
menumpuk dan tidak pernah diangkut. "DLH hanya melayani pengangkutan
dengan membantu menempatkan satu kontainer disana agar sampah tidak
menumpuk," jelas Edi Usdianto.
Pria
yang akrab disapa Edu ini juga membantah bahwa DLH menumpuk sampah di lapangan
bola itu. Karena kegiatan tersebut merupakan program kotaku dari Dinas PUPR
yang mana pihak terkait tidak pernah koordinasi dengan DLH.
"Jadi
tidak benar kalau DLH, itu program kotaku. Mereka (PUPR, red) langsung koordinasi ke desa. Kami hanya menempatkan satu kontainer
dan pengangkutnya karena permintaan desa," tegas Edi Usdianto.
Ia
juga menegaskan dalam segala hal, baik itu penempatan kontainer ataupun TPS, pihaknya
selalu berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak desa dan kelurahan.
"Dalam
hal ini DLH hanya membantu guna mendukung program dan Satgas Lebah Desa Air
Saga. Terkait sosialisasi ke masyarakat coba tanyakan ke desa, bagaimana dulu
bisa ditempatkan kontainer dari program kotaku," ujar Edi Usdianto.
"Kami
dari DLH juga bingung PUPR mengadakan kontainer, tapi siapa yang akan
mengangkut sampah. Lantaran tidak pernah koordinasi bahwa Lingkungan Hidup yang
akan mengangkut," tukas Edi Usdianto. (mg1)