Kabid Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung Hamzah. SatamExpose/Ferdi Aditiawan |
TANJUNGPANDAN,
SATAMEXPOSE.COM - Harga jual lada putih Kabupaten Belitung saat ini mengalami
peningkatan dibanding dengan harga ditahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya
hanya berkisar Rp 38 ribu hingga Rp 42 ribu, saat ini harganya menjadi Rp 48
ribu sesuai dengan siklus, bulan dan semester yang sama.
Permintaan
dari luar yang meningkat ikut menjadi faktor naiknya harga. Selain itu permintaan
para agen guna memenuhi stok untuk pengiriman ke luar daerah Belitung.
Kepala
Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung
Hamzah mengatakan, permintaan lada putih Belitung dapat dikategorikan cukup
diminati pasar.
Saat
ini produksi pertahun mencapai 930 kilogram. Sedangkan luas lahan perkebunan
lada mencapai 9.525 hektar dan melibatkan sebanyak 10.197 petani.
Menurut
Hamzah, dilihat dari hasil produksi pertahun, ditambah jumlah KK yang terlibat,
serta luas lahan yang digunakan semuanya sudah ideal.
Akan
tetapi dalam hal lada ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Belitung lebih mengacu pada program intensifikasi yang berjalan setiap
tahunnya. Sedangkan untuk perluasan tanaman baru kurang dilakukan.
Adapun
dana yang digunakan dalam program (intensifikasi) bersumber dari APBN, karena
Belitung sebagai salah satu kawasan rempah, khususnya lada di Indonesia.
"Terkait
penggunaan dana APBD, selama lima tahun kita hanya supporting dalam pelaksanaan di lapangan saja," kata Hamzah
kepada SatamExpose.com.
Hamzah
mengakui dengan harga lada sekarang kalau dinilai dari segi ekonomis belum bisa
dikatakan normal. Untuk mencukupi operasional petani maka harga ideal lada
berkisar di angka Rp 60 ribu.
Operasional
penanaman lada hingga panen seperti pupuk, bibit dan tenaga kerja dibutuhkan
petani hingga lada bisa dipanen cukup tinggi. Namun bila dilihat dari segi
tabungan untuk masyarakat selaku petani, bisa dikategorikan mencukupi.
"Oleh
sebab itu kami mengimbau kepada para petani agar terus menerus menanam lada,
serta tetap memperhatikan pengolahan lada pascapanen sehingga kualitas tetap
terjaga dan harganya tinggi," imbau Hamzah. (fat)