Suasana di jalan depan CV Menara Nusantara Prima, Sabtu (25/7/2020). SatamExpose.com/Ferdi Aditiawan |
TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM - Aktivitas pembangunan gudang
penyimpanan yang dilakukan oleh CV Menara Nusantara Prima membuat warga RT
51/20, Kelurahan Kelurahan Pangkalalang, Tanjungpandan merasa
terganggu.
Pasalnya sejak ada pengerjaan gudang penyimpanan yang dilakukan
perusahaan tersebut membuat jalan aspal yang menghubungkan Kelurahan
Pangkallalang menuju Kelekak Usang, Desa Perawas berdebu.
Bahkan bongkahan tanah serta bekas sisa material bangunan yang terbawa
roda mobil truk alfamix yang digunakan perusahaan tersebut terlihat
berceceran di jalan aspal.
Selain itu, setiap kali mobil truk keluar masuk beraktivitas, tak ada
satu pun dari petugas keamanan perusahaan tersebut mengatur lalu lintas
kendaraan lain di jalan depan CV Menara Nusantara Prima ini.
"Ya sangat terganggu, karena setiap kali kendaraan melintas membuat jalan
berdebu. Pagi tadi saja hampir beterpaan (tabrakan-red) sesama pengendara
yang melintas akibat kondisi jalan berdebu, serta bongkahan tanah tercecer
di jalan," kata Wawan warga sekitar kepada awak media, Sabtu
(25/7/2020).
Wawan mengatakan, kondisi jalan berdebu, serta bongkahan tanah yang
tercecer di jalan itu terlihat sejak adanya pengerjaan lantai pembangunan
gedung yang dilakukan CV Menara Nusantara Prima.
"Sebelumnya belum ada, jalan masih bagus. Tapi semenjak ada aktivitas
keluar masuk kendaraan truk alfamik pembangunan membuat jalan berdebu, dan
tanah berceceran," ungkap Wawan.
Senada juga disampaikan oleh warga lainnya, Ibrahim yang merasa terganggu
karena lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari lokasi pembuatan gudang
penyimpanan yang dilakukan oleh CV Menara Nusantara Prima.
"Ya merasa terganggu, terutama debunya yang beterbangan setiap kali
kendaraan lewat. Hal lainnya bongkahan tanah itu dapat membuat aktivitas
pengguna jalan terganggu, yang nantinya apabila hujan dapat terjadi
kecelakaan," ujar Ibrahim.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Sri yang menyatakan sejak adanya
aktivitas pengerjaan gedung pembangunan membuat jalan berdebu. "Saya takut
nanti terjadi kecelakaan sesama pengguna jalan, kan itu bahaya," ungkap
Sri.
Sementara itu perwakilan dari CV Menara Nusantara Prima, Kocan saat
diwawancarai awak media mengakui memang aktivitas pembuatan gedung yang
dilakukan pihaknya membuat jalan berdebu dan bongkahan tanah bercecer.
"Sebelum-sebelumnya memang sudah pernah kami bersihkan. Tapi ini
tanggung, atau mau minta sekarang, aku suruh anak buah sekarang membersihkannya," kata Kocan.
Kocan juga mengatakan aktivitas pengerjaan gudang penyimpanan ini, sisa
tanah maupun material lainnya tidak ditimbun, melainkan menggunakan
diangkut menggunakan mobil truk alfamix.
Karena timbunan masih tanah, pada saat mobil maju atau mundur mungkin
tertumpah dan tercecer sampai ke jalan sini. "Yang sebelumnya memang
ditimbun, tapi semuanya sudah diberesin. Untuk saat ini tidak ditimbun
lagi, mungkin pasirnya saja itu kan," ujar Kocan.
Ketika awak media hendak menanyakan terkait Izin Mendirikan Bangunan
(IMB), serta berapa banyak mobil truk alfamik beraktivitas setiap harinya,
Kocan langsung meninggalkan awak media dan menuju tempat gudang
penyimpanan.
Ia juga seraya menjawab masalah ini akan segera kami bereskan, paling
sampai sini saja cukup, segera saya panggil anak buah. "Sudahlah ini
(CV-red) milik Panglima juga, sudahlah ini ada Panglimanya juga," kata
Kocan seraya meninggal awak media. (mg1)