Bupati Belitung Sahani Saleh. SatamExpose.com/Faizal |
TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Bupati Belitung Sahani Saleh menyebutkan pemberitaan tentang adanya patahan sepanjang 33 kilometer di perairan Selat Nasik bermuatan politik.
Pria yang akrab disapa Sanem ini menilai, munculnya pemberitaan tersebut akibat iri dengan perkembangan Belitung saat ini. Terlebih sector pariwisatanya yang maju pesat.
"Tidak ada ancaman tsunami segala macam. Ini tidak terlepas dari unsur politis hanya selepas iri melihat perkembangan Belitung maju," kata Sanem kepada SatamExpose.com, Senin (22/7/2019).
Terlebih, saat ini juga berkembang bahwa Belitung bakalan menjadi poros maritim dunia. Hal ini menambah iri pihak lain sehingga mulai berhembus isu terkait potensi ancaman tsunami.
"Mendengar isu yang kita kembangkan yakni isu Belitung menjadi poros maritim dunia. Kita juga akan membangun disana (Selat Nasik) dengan Pak Kapolda sudah kita tinjau lokasinya. Dan mendengar hal itu mulailah orang muat isu," jelas Sanem.
Mantan Camat Selat Nasik itu menyebutkan, 33 kilometer patahan yang berbeda di Selat Nasik itu merupakan sebuah alur sungai jaman purba dahulu. Saat ini alur tersebut menjadi alur kapal.
Selain itu, kata Sanem, para peneliti geologi yang melakukan penelitian untuk mengembangkan geopark telah melakukan penelitian terlebih dahulu kondisi tentang Belitung.
"Sudah di teliti oleh pakar geologi selama mereka menggarap geopark kita, mereka menyebutkan itu bukan patahan bumi tapi alur sungai purba," tegas Sanem. (fg6)