TANJUNGPANDAN,
SATAMEXPOSE.COM – Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Akademi Manajemen Belitung, Muhammad Ihksan
mengutuk keras tindak kekerasan aparat kepada para mahasiswa yang menyampaikan
aspirasinya, Jumat (3/5/2019).
Sebelumnya massa dari Universitas Bangka
Belitung (UBB) menggelar aksi di kawasan Kantor Gubernur Babel dan kantor DPRD
provinsi. Aksi ini dilakukan berkaitan dengan May Day dan Hardiknas pada tanggal 1 dan 2 Mei kemarin.
<
div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Awalnya aksi mahasiswa Babel tersebut ingin menyampaikan
potret pendidikan yang belum merata serta buruh yang mengalami diskriminasi dan
tidak mendapatkan haknya. Namun aksi tersebut berakhir ricuh serta menyebabkan
jatuhnya korban luka.
Ricuh tersebut terjadi antara massa dan aparat keamanan yang
mengawal aksi damai. Akibatnya beberapa mahasiswa di larikan ke puskesmas
terdekat utk mendapat perawatan karena mendapat perlakuan yang kasar dari aparat.
Menurut Muhammad Ihksan, peristiwa tersebut adalah bukti
nyata dari aparat keamanan yang melakukan tindakan represif dalam mengawal
unjuk rasa. Sikap arogansi, represif dari aparat tidak bisa dibiarkan begitu
saja dalam penyampaian aspirasi.
"Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Ini sesuai dengan Pasal 28D UUD 1945. Oleh karena itu saya selaku perwakilan
dari mahasiswa Belitong mengecam keras tindakan tersebut,” tegas Muhammad
Ihksan melalui pers rilis yang diterima SatamExpose.com, Jumat (3/5/2019)
malam.
Sebagai sesame mahasiswa, Muhammad Ihksan mengaku tak rela
atas perlakuan yang diterima rekan-rekannya untuk memperjuangkan buruh dan
dunia pendidikan di Babel ini. Ia meminta pihak kepolisian mengusut tuntas
oknum yang terlibat dalam kekerasan terhadap mahasiswa ini.
“Kami tidak rela saudara kami di perlakukan dengan kasar.
Kami meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas oknum-oknum yang melakukan
tindakan tersebut untuk diproses secara hukum,” pinta Muhammad Ihksan. (als)