Yoga Nursiwan saat menyapa masyarakat. Dok Pribadi |
TANJUNGPANDAN,
SATAMEXPOSE.COM –
Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan diantara Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Luas wilayah didominasi perairan laut dan terdiri dari ratusan
pulau dengan dua pulau utama, yakni Bangka dan Belitung.
Dengan karakteristik wilayah yang didominasi perairan, Babel
secara umum memiliki potensi kelautan dan perikanan. Banyak diantara
penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, disamping ada pertambangan,
perkebunan dan pariwisata.
Caleg DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari Partai
Golkar Yoga Nursiwan menyebutkan, kelautan perikanan memiliki peran strategis
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tak sedikit masyarakat Babel,
khususnya Belitung dan Beltim yang mengandalkan pendapatannya dari hasil laut.
“Banyak diantara penduduk kita (Babel, red) merupakan
nelayan, sektor ini seharusnya juga diperhatikan. Potensi kita di sektor
kelautan dan perikanan sangat banyak. Ini harus kita maksimalkan,” kata Yoga
Nursiwan kepada SatamExpose.com.
Yoga Nursiwan menjelaskan, nelayan merupakan ujung tombak
dari sektor kelautan dan perikanan. Seharusnya kesejahteraan nelayan meningkat
seiring perkembangan sektor ini, namun pada kenyataannya pendapatan terbesar
diperoleh para pengusaha atau pemodal besar.
Menurut caleg dari Daerah Pemilihan (Dapil) 4 Belitung-Beltim
ini, diperlukan sistem yang lebih menguntungkan bagi nelayan. Selama ini,
lanjut Yoga Nursiwan, nelayan lebih seperti pekerja bagi para pengusaha untuk
mendapatkan hasil laut sebanyak-banyaknya.
“Saat ini yang ada nelayan ke laut karena kerja kepada
pengusaha, kedepan saya harap antara nelayan dan pengusaha ini bagi hasil. Jadi
semakin banyak hasil yang didapat nelayan, semakin besar pendapatannya juga,”
jelas Yoga Nursiwan.
Selain itu, potensi kelautan dan perikanan bukan hanya itu
saja. Namun masih banyak potensi-potensi lain yang belum tergali. Diantaranya
potensi rumput laut. Putra dari Ketua Dewan Pertimbangan DPD I Partai Golkar
Provinsi Babel H Edi Kodri ini ingin ada pabrik yang mengolah rumput laut.
“Kalau disini ada pabriknya untuk mengolah rumput laut, maka
itu akan makin menguntungkan masyarakat. Bisa itu pabrik agar-agar atau
lainnya, yang jelas selain bisa menampung rumput laut yang dibudidayakan
masyarakat, juga menarik tenaga kerja,” papar Yoga Nursiwan.
Yoga Nursiwan menyebutkan, nelayan keramba juga harus
diperhatikan dengan pengadaan benih serta penjualannya. Selama ini, kata Yoga Nursiwan,
para nelayan keramba ini banyak mendapatkan benih dari pengusaha dan hasil
panennya harus dijual ke pengusaha tersebut.
“Mau nggak mau harga juga ditentukan oleh pengusaha itu, ini
kan merugikan nelayan. Belum lagi kalau masa panen tapi tak langsung dibeli
pengusaha itu, berarti operasional nelayan makin banyak,” tambah Yoga Nursiwan.
“Kedepan kita akan mengusahakan agar lebih banyak lagi pihak
investor bidang perikanan tangkap dan budidaya dari luar guna meningkatkan
nilai jual di sektor tersebut. Harapan akhirnya ini akan meningkatkan pula
tarap hidup nelayan,” tandas Yoga Nursiwan. (adv/als)